Kamis, 7 Mei 2020
Syifa Al Hasanah
Maaf pak, untuk tugas feature apakah diterima jika dikumpulkan sebelum hari Jumat?
Boleh.
Jumat, 10 April 2020
Ritcia Antonni
Apakah dalam penyusunan produk jurnalistik, pihak narasumber memiliki hak untuk mempengaruhi angle yang ditulis oleh seorang jurnalis? Sebab saat menjalani praktik lapangan, beberapa narasumber/pemimpin organisasi/pelaksana kegiatan sebelum melaksanakan wawancara, memohon untuk mengirim terlebih dahulu produk jurnalistik tersebut kepada pihaknya sebelum hasil wawancara tersebut diterbitkan.
Pada prinsipnya, produk jurnalistik selain iklan dan advertorial itu hak prerogatif wartawan yang bersangkutan. Oleh karena itu, wartawan harus independen, tidak boleh terpengaruh oleh pihak lain, termasuk diminta menentukan angle tertentu. Memang, terkadang, ada pihak yang "nakal" dengan mencoba memengaruhi wartawan, misal dengan "amplop" dan pengaruhnya, apalagi saat ada media event. Namun, secara prinsip, hal tersebut bertentangan dengan kode etik. Selain itu, pada praktiknya, dimungkinkan ada beberapa hal yang bisa dibicarakan dengan narasumber, misalnya wartawan dan narasumber berdiskusi dulu terkait produk yang akan ditulis nantinya seperti pada wawancara eksklusif (konteksnya diskusi, bukan memengaruhi).
Tiba-tiba ditugaskan, sering kali saya mengalami kebingungan dalam menetukan angle, kebingungan saya didasari beberapa hal seperti begitu belum paham akan maksud dan tujuan kegiatan tersebut. Dari masalah tersebut saya berusaha untuk mencari referensi lain seperti membaca hasil berita pelaksanaan kegiatan sebelumnya dll, agar saya lebih mantap dan yakin dalam memilih angle yang akan saya tulis. Namun dalam mencari referensi ini juga butuh waktu dan pemahaman, sedangkan waktu yang disediakan untuk menemui beberapa narasumber juga terbatas. Mohon saran dan arahan dari bapak terkait hal ini agar saya lebih siap menjalani penugasan yang bersifat mendakak.
Menurut hemat saya, hal tersebut adalah masalah "jam terbang". Artinya, semakin terbiasa berhadapan dengan deadline yang mepet akan membuat kita dengan sendirinya bisa cepat tanggap saat diminta menulis berita. Namun, beberapa hal yang bisa dilatih dari sekarang adalah terus belajar dari media-media tepercaya seperti Tempo dan Kompas (khususnya media cetak) sehingga kita mendapatkan banyak referensi gaya penulisan. Paling tidak, kita bisa memahami bagaimana suatu kejadian atau kegiatan ditulis dengan beragam angle versi wartawan senior Tempo dan Kompas. Penggalian informasi oleh wartawan-wartawan profesional bisa memberikan banyak referensi kepada kita terkait teknik liputan di lapangan.
Ahad, 5 April 2020
Fathurrahman
Apakah ada suatu berita atau liputan yang memang bertujuan untuk mengangkat suatu peristiwa atau kejadian masa lalu?
Ada, seperti liputan investigasi atau liputan sejarah. Namun, hasil liputan itu harus dibuat dalam bentuk feature, bukan berita.
Sabtu, 4 April 2020
Febri Meliana
Izin bertanya pak, mengenai tugas jurnalistik. Apakah sumber untuk mencari contoh peristiwa boleh dari internet atau dari koran digital? Sebab sedang #Dirumahaja jadi tidak memungkinkan untuk survei langsung.
Tidak harus. Yang diharapkan dari kuis mencari contoh itu adalah mencari contoh terdekat dari lingkungan kita sehari-hari, disertai dengan argumentasi mengapa peristiwa itu dianggap sesuai dengan karakter kelayakan berita yang dipilih.
Ahad, 29 Maret 2020
Ricka Hartian Nopitasari
Saya ingin bertanya tentang Organisasi Jurnalistik. Seperti yang telah Anda sampaikan melalui video di youtube, timbul satu pertanyaan, yakni bagaimana jika data-data yang di dapatkan oleh Litbang tidak sesuai atau bertentangan dengan informasi atau hasil wawancara yang didapatkan oleh reporter? Bagaimana pengolahan informasinya pak?
Karena data-data tersebut akan dibawa dan dibahas dalam rapat redaksi, seharusnya hal-hal seperti itu bisa diselesaikan sebelum dipublikasikan. Namun, biasanya Litbang akan mencari data-data yang sifatnya statistik (angka), literatur ilmiah (jurnal), atau survey, sedangkan wartawan biasanya fokus pada pencarian data lapangan berupa wawancara. Kalau ada ketidaksesuaian, maka perlu dilakukan konfirmasi dan klarifikasi ke lapangan sebelum dipublikasikan.
Ahad, 29 Maret 2020
Luqman Nur Muhammad
Apakah dengan adanya wabah pandemi yang terjadi saat ini, perusahaan media terkena dampak buruk atau malah mendapati keuntungan karena mendapati kasus atau berita yang lebih banyak?
Bergantung dari sudut pandang. Dari sisi pemenuhan konten, tentu kondisi pandemi seperti ini menuntut banyak informasi yang harus dicari dan dipublikasikan oleh media. Dari sisi bisnis, misalnya, media massa elektronik seperti televisi berpotensi mendapat rating lebih tinggi karena orang-orang diwajibkan menghabiskan waktu di rumah. Namun, di sisi lain, dampak buruk lainnya adalah keselamatan para jurnalis di lapangan. Saat orang-orang diimbau untuk bekerja di rumah, jurnalis tetap bekerja di luar rumah dan melakukan konferensi pers yang melibatkan banyak orang. Dari sisi ini, dikhawatirkan hal tersebut menjadi dampak buruk bagi media massa tersebut karena pekerjanya berpotensi atau rentan tertular Covid-19.
Ahad, 29 Maret 2020
Dini Zakia Zahra
Bagaimana sikap yang harus dilakukan seorang jurnalis menghadapi pelabelan/stereotyping sebagaimana tertulis dalam Kode Etik Jurnalistik?
Jurnalis dituntut bekerja profesional, termasuk tidak boleh melibatkan unsur emosi atau opini subjektif dalam berita yang ditulisnya. Hal itu bisa mencegah terjadi pelabelan terhadap salah satu pihak yang merugikan. Misalnya, ketika meliput berita pemerkosaan yang mleibatkan korban perempuan, seorang jurnalis harus melihat peristiwa secara objektif (bukan atas dasar dirinya sebagai laki-laki, misalnya). Jadi, berhati-hati dalam menggunakan diksi, misalnya, jangan sampai memilih kata-kata yang dianggap menyudutkan atau memberikan penjelasan secara bias terhadap salah satu pihak dalam peristiwa tersebut, utamanya korban kekerasan.
Jumat, 27 Maret 2020
Gilang Okky Pratama
Apa urgensinya jurnalistik di kehidupan?
Jurnalistik adalah kegiatan pencarian, penulisan, dan penyebaran suatu peristiwa. Jadi, sederhananya, dengan adanya proses tersebut kita dapat mengetahui suatu peristiwa yang terjadi di tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk kita cari tahu sendiri. Misalnya, penutupan Makkah untuk ibadah haji, wabah yang terjadi di negara China, dan penutupan akses transportasi menuju Jakarta. Jika kita mengetahuinya, paling tidak ada langkah-langkah preventif yang kita lakukan jika ketiga peristiwa tersebut berdampak pada kepentingan yang kita miliki.
Jumat, 20 Maret 2020
Syifa Al Hasanah
Maaf pak, untuk tugas feature apakah diterima jika dikumpulkan sebelum hari Jumat?
Boleh.
Jumat, 10 April 2020
Ritcia Antonni
Apakah dalam penyusunan produk jurnalistik, pihak narasumber memiliki hak untuk mempengaruhi angle yang ditulis oleh seorang jurnalis? Sebab saat menjalani praktik lapangan, beberapa narasumber/pemimpin organisasi/pelaksana kegiatan sebelum melaksanakan wawancara, memohon untuk mengirim terlebih dahulu produk jurnalistik tersebut kepada pihaknya sebelum hasil wawancara tersebut diterbitkan.
Pada prinsipnya, produk jurnalistik selain iklan dan advertorial itu hak prerogatif wartawan yang bersangkutan. Oleh karena itu, wartawan harus independen, tidak boleh terpengaruh oleh pihak lain, termasuk diminta menentukan angle tertentu. Memang, terkadang, ada pihak yang "nakal" dengan mencoba memengaruhi wartawan, misal dengan "amplop" dan pengaruhnya, apalagi saat ada media event. Namun, secara prinsip, hal tersebut bertentangan dengan kode etik. Selain itu, pada praktiknya, dimungkinkan ada beberapa hal yang bisa dibicarakan dengan narasumber, misalnya wartawan dan narasumber berdiskusi dulu terkait produk yang akan ditulis nantinya seperti pada wawancara eksklusif (konteksnya diskusi, bukan memengaruhi).
Tiba-tiba ditugaskan, sering kali saya mengalami kebingungan dalam menetukan angle, kebingungan saya didasari beberapa hal seperti begitu belum paham akan maksud dan tujuan kegiatan tersebut. Dari masalah tersebut saya berusaha untuk mencari referensi lain seperti membaca hasil berita pelaksanaan kegiatan sebelumnya dll, agar saya lebih mantap dan yakin dalam memilih angle yang akan saya tulis. Namun dalam mencari referensi ini juga butuh waktu dan pemahaman, sedangkan waktu yang disediakan untuk menemui beberapa narasumber juga terbatas. Mohon saran dan arahan dari bapak terkait hal ini agar saya lebih siap menjalani penugasan yang bersifat mendakak.
Menurut hemat saya, hal tersebut adalah masalah "jam terbang". Artinya, semakin terbiasa berhadapan dengan deadline yang mepet akan membuat kita dengan sendirinya bisa cepat tanggap saat diminta menulis berita. Namun, beberapa hal yang bisa dilatih dari sekarang adalah terus belajar dari media-media tepercaya seperti Tempo dan Kompas (khususnya media cetak) sehingga kita mendapatkan banyak referensi gaya penulisan. Paling tidak, kita bisa memahami bagaimana suatu kejadian atau kegiatan ditulis dengan beragam angle versi wartawan senior Tempo dan Kompas. Penggalian informasi oleh wartawan-wartawan profesional bisa memberikan banyak referensi kepada kita terkait teknik liputan di lapangan.
Ahad, 5 April 2020
Fathurrahman
Apakah ada suatu berita atau liputan yang memang bertujuan untuk mengangkat suatu peristiwa atau kejadian masa lalu?
Ada, seperti liputan investigasi atau liputan sejarah. Namun, hasil liputan itu harus dibuat dalam bentuk feature, bukan berita.
Sabtu, 4 April 2020
Febri Meliana
Izin bertanya pak, mengenai tugas jurnalistik. Apakah sumber untuk mencari contoh peristiwa boleh dari internet atau dari koran digital? Sebab sedang #Dirumahaja jadi tidak memungkinkan untuk survei langsung.
Tidak harus. Yang diharapkan dari kuis mencari contoh itu adalah mencari contoh terdekat dari lingkungan kita sehari-hari, disertai dengan argumentasi mengapa peristiwa itu dianggap sesuai dengan karakter kelayakan berita yang dipilih.
Ahad, 29 Maret 2020
Ricka Hartian Nopitasari
Saya ingin bertanya tentang Organisasi Jurnalistik. Seperti yang telah Anda sampaikan melalui video di youtube, timbul satu pertanyaan, yakni bagaimana jika data-data yang di dapatkan oleh Litbang tidak sesuai atau bertentangan dengan informasi atau hasil wawancara yang didapatkan oleh reporter? Bagaimana pengolahan informasinya pak?
Karena data-data tersebut akan dibawa dan dibahas dalam rapat redaksi, seharusnya hal-hal seperti itu bisa diselesaikan sebelum dipublikasikan. Namun, biasanya Litbang akan mencari data-data yang sifatnya statistik (angka), literatur ilmiah (jurnal), atau survey, sedangkan wartawan biasanya fokus pada pencarian data lapangan berupa wawancara. Kalau ada ketidaksesuaian, maka perlu dilakukan konfirmasi dan klarifikasi ke lapangan sebelum dipublikasikan.
Ahad, 29 Maret 2020
Luqman Nur Muhammad
Apakah dengan adanya wabah pandemi yang terjadi saat ini, perusahaan media terkena dampak buruk atau malah mendapati keuntungan karena mendapati kasus atau berita yang lebih banyak?
Bergantung dari sudut pandang. Dari sisi pemenuhan konten, tentu kondisi pandemi seperti ini menuntut banyak informasi yang harus dicari dan dipublikasikan oleh media. Dari sisi bisnis, misalnya, media massa elektronik seperti televisi berpotensi mendapat rating lebih tinggi karena orang-orang diwajibkan menghabiskan waktu di rumah. Namun, di sisi lain, dampak buruk lainnya adalah keselamatan para jurnalis di lapangan. Saat orang-orang diimbau untuk bekerja di rumah, jurnalis tetap bekerja di luar rumah dan melakukan konferensi pers yang melibatkan banyak orang. Dari sisi ini, dikhawatirkan hal tersebut menjadi dampak buruk bagi media massa tersebut karena pekerjanya berpotensi atau rentan tertular Covid-19.
Ahad, 29 Maret 2020
Dini Zakia Zahra
Bagaimana sikap yang harus dilakukan seorang jurnalis menghadapi pelabelan/stereotyping sebagaimana tertulis dalam Kode Etik Jurnalistik?
Jurnalis dituntut bekerja profesional, termasuk tidak boleh melibatkan unsur emosi atau opini subjektif dalam berita yang ditulisnya. Hal itu bisa mencegah terjadi pelabelan terhadap salah satu pihak yang merugikan. Misalnya, ketika meliput berita pemerkosaan yang mleibatkan korban perempuan, seorang jurnalis harus melihat peristiwa secara objektif (bukan atas dasar dirinya sebagai laki-laki, misalnya). Jadi, berhati-hati dalam menggunakan diksi, misalnya, jangan sampai memilih kata-kata yang dianggap menyudutkan atau memberikan penjelasan secara bias terhadap salah satu pihak dalam peristiwa tersebut, utamanya korban kekerasan.
Jumat, 27 Maret 2020
Gilang Okky Pratama
Apa urgensinya jurnalistik di kehidupan?
Jurnalistik adalah kegiatan pencarian, penulisan, dan penyebaran suatu peristiwa. Jadi, sederhananya, dengan adanya proses tersebut kita dapat mengetahui suatu peristiwa yang terjadi di tempat-tempat yang tidak memungkinkan untuk kita cari tahu sendiri. Misalnya, penutupan Makkah untuk ibadah haji, wabah yang terjadi di negara China, dan penutupan akses transportasi menuju Jakarta. Jika kita mengetahuinya, paling tidak ada langkah-langkah preventif yang kita lakukan jika ketiga peristiwa tersebut berdampak pada kepentingan yang kita miliki.
Jumat, 20 Maret 2020
Kinanti
Jika disuatu hari seorang jurnalis menemukan kesalahan dalam penulisan sedangkan media tersebut sudah terlanjur menerbitkannya. Bagaimana cara seorang jurnalis dalam memperbaiki hal itu?
Perlu diketahui bahwa tugas menyunting tulisan jurnalis adalah editor, bukan jurnalis itu sendiri. Untuk media massa cetak, tulisan yang sudah terbit tidak bisa diedit kembali. Jika ada kesalahan teknis kecil, biasanya diabaikan. Namun, kalau ada kesalahan fatal, akan dibuat ralat di edisi atau cetakan berikutnya. Hal berbeda dengan media daring, seperti portal berita daring. Jika ada kesalahan bisa langsung diperbaiki oleh editor.
Jumat, 20 Maret 2020
Hafis Muzakir
Produk jurnalistik sangat banyak sekali seperi yang sudah dibahas pada pekan lalu. Kemudian yang saya ingin tanyakan ialah mengenai gaya penulisan jurnalistik. Apakah gaya penulisan ini bisa diberlakukan dalam atau sebagian produk jurnalistik? Misalnya seperti selingkung.
Jika yang dimaksud gaya selingkung, hanya diberlakukan di media massa tertentu yang memiliki gaya khas sendiri. Misal koran Tempo yang memilih kata duit daripada uang, antirasuah daripada antikorupsi, dan sebagainya. Adapun penulisan yang berlaku umum adalah PUEBI dan KBBI.
Jumat, 20 Maret 2020
Ritcia Antoni
Apakah seorang anggota pers mahasiswa juga perlu menyesuaikan dengan target/pasar yang ada? Mengingat pers mahasiswa dominan berada didalam instansi pendidikan atau masuk kedalam lingkungan akademisi, bahkan bisa disebut elit.
Iya. Target utama Pers Mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri. Jadi, gaya bahasa, rubrikasi, dan hal-hal teknis lainnya menyesuaikan dengan segmentasinya, yaitu mahasiswa. Bahkan, ada beberapa Pers Mahasiswa yang menyediakan beberapa produk atau media yang membidik mahasiswa dengan segmentasi berbeda. Misalnya suatu Persma memiliki produk majalah untuk mahasiswa secara umum dan buletin khusus mahasiswa yang gemar dengan rubrik-rubrik gaya hidup (lifestyle).
Jumat, 20 Maret 2020
Vevia Aprizai
Apakah patokan kode etik setiap media di Indonesia harus sama?
Iya, Kode etik adalah pedoman kerja seluruh jurnalis. Di Indonesia, kode etik jurnalis disahkan oleh Dewan Pers. Silakan baca laman Wiki ini untuk mengetahui lebih lanjut.
Mengapa di Indonesia masih terdapat banyak jurnalis yang terlalu menguak informasi kehidupan korban? Apa yang mendasari hal tersebut? Sehingga jurnalis Indonesia yang seperti itu dapat dikatakan melanggar asas moralitas dan melanggar hak properti pribadi dibandingkan dengan berita di luar negeri yang hanya memuat identitas lengkap tersangka dan menghormati identitas korban.
Itu yang menjadi problematika pers di Indonesia. Atas nama kerja jurnalistik, hal-hal yang bersifat pribadi dilanggar dan dieksploitasi untuk kepentingan bisnis. Di satu sisi, faktor nama (figur publik) memang salah satu aspek daya tarik jurnalistik sehingga apa pun yang terjadi pada seorang figur publik akan menarik untuk diburu dan dipublikasikan. Namun, di sisi lain, jurnalis juga harus memperhatikan kode etik jurnalistik yang di antaranya memegang asa profesionalitas dan moralitas sehingga perlu menggunakan empati saat meliput kasus-kasus yang di dalamnya rentan terdapat pelanggaran privasi. Masyarakat Indonesia yang cenderung komunal dan memegang budaya kolektif bisa jadi memengaruhi hal tersebut sehingga setiap orang selalu "peduli" terhadap hal-hal yang bersifat privat.
Jumat, 20 Maret 2020
Ilham Ma'ruf
Dalam menulis berita kita dituntut untuk menggunakan kata-kata populer agar mudah dipahami oleh semua kalangan, tetapi di sisi lain kita juga dituntut untuk menawarkan istilah baru dan mempopulerkan istilah yang menjadi padanan dalam bahasa asing, pertanyaanya bagaimana agar istilah baru dan padanan bahasa asing tersebut bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat (pembaca berita)?
Anjuran menggunakan kata-kata populer sebenarnya beriringan dengan anjuran untuk sedapat mungkin menghindari istilah-istilah teknis atau akademis. Adapun anjuran untuk memopulerkan istilah-istilah baru/padanan asing dapat dimulai dengan memberikan pengertian suatu kata baru tersebut. Misalnya: saat ini beragam jenis tetikus (mouse) dapat ditemukan di toko gawai. Namun, bisa jadi tidak perlu penjelasan namun media tersebut sering kali menggunakan kata tersebut secara berulang sehingga pembaca menjadi terbiasa dengan kata tersebut dan mencari tahu sendiri artinya. Beberapa istilah yang dipopulerkan oleh media dan akhirnya diterima sebagai suatu istilah biasa bagi masyarakat di antaranya: KKN, pemakzulan (padanan impeachment), petahana (padanan incumbent), miras, markus (makelar kasus), balon (bakal calon), raskin (beras miskin), dan sebagainya.
Jumat, 20 Maret 2020
Afifah Wardah
Apakah dalam hal penulisan, wartawan perlu menggunakan gaya selingkung? Dan apakah ada dampaknya apabila wartawan tidak menggunakan gaya selingkung tersebut?
Catatan: istilah yang benar gaya selingkung, ya. Tidak wajib dan tidak semua media memiliki gaya selingkung, umumnya hanya media-media yang besar.
Jumat, 20 Maret 2020
Luqman Nur Muhammad
Apakah dalam beberapa tahun ke depan media cetak seperti koran tetap dapat bersaing dengan media kabar online?
Sulit diprediksi, melihat kondisi saat ini oplah (cetakan) media cetak semakin menurun. Dalam beberapa tahun ke belakang saja banyak media cetak (umumnya tabloid dan majalah) yang menghentikan penerbitan dan sebagian pindah ke media daring. Bahkan beberapa media cetak besar menghilangkan edisi akhir pekan (misal Republika dan Pikiran Rakyat). Namun, kalangan yang optimistis menilai bahwa media massa cetak masih memiliki nilai yang tak tergantikan oleh media daring, yaitu kemampuannya menjadi arsip paling kredibel dan seni membaca yang lebih bermakna (bahkan sehat) dibandingkan membaca secara daring di depan layar.
6 Komentar
terimakasih atas infonya,,,,maju teruss :))
BalasHapusmau tanya kak tentang media daring "Mengubah konsumsi berita para pembaca/pendengar/penonton?"
BalasHapusSaya ingin bertanya. Ketika fakta atau informasi yang didapat di lapangan berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh pihak berwajib apakah informasi itu bisa tetap dipublikasikan?
BalasHapusDalam pengertian pers terdapat kata"semya saluran komunikasi yang tersedia"Apakah dengan demikian semya yang memakai saluran komunikasi yang tersedia termasuk pers?
BalasHapusApakah gaya penulisan ini bisa diberlakukan dalam atau sebagian produk jurnalistik ?
BalasHapusmaaf mau bertanya apakah seorang mayor menjabat sebagai kepala sekolah tidak memiliki surat di satuannya bisa di beritakan, di SMK Penerbangan gutama Jakarta, seorang mayor menjabat kepala sekolah tanpa surat tugas.
BalasHapusSilakan tinggalkan komentar.